Wednesday, June 1, 2011

Filosofi KIMCHI ~ A Mom's Taste

Bingung mau mulai darimana. Saya bikin postingan ini dengan perasaan yang gak karuan. Membuncah perasaan rindu, banjir rasa bersalah, berjejer keinginan untuk membahagiakan, berkarung-karung ucapan terima kasih. Hanya untuk satu orang. IBU.

Bodohnya, untuk merasakan rentetan perasaan seperti itu saya masih harus disindir oleh sebuah film. Le Grand Chef 2. Film ini membuat saya sadar bahwa saya belum bisa menyenangkan ibu saya. Masih sangat sangat sering merepotkan beliau, membuat beliau marah, atau entah mungkin menangis (Saya gak pernah tau karena memang ibu gak pernah nunjukin ini ke saya).

Jadi ingat bahwa saya masih sangat sering menentang beliau. Merasa bahwa saya terlalu diatur, tidak boleh menentukan masa depan sendiri, semua harus sesuai dengan keinginan beliau. Saya menyebutnya sebagai OBSESI ibu saya yang gak pernah kesampaian, sehingga saya dijadikan alat untuk mencapai obsesinya itu.

Honestly, saya sadar bahwa bukan seperti itu sebenarnya. Beliau hanya ingin hidup saya bahagia, tidak kurang apapun ketika saya mulai beranjak dewasa, bisa merasakan hidup nyaman dengan keluarga yang nantinya akan saya bentuk entah dengan siapa. Beliau pernah bilang, semoga ketika beliau dipanggil Tuhan nanti, saya, kakak, dan adik saya sudah hidup layak dengan materi berkecukupan dan memiliki keluarga yang bahagia sehingga beliau bisa tenang. Waktu itu, saya cuma ketawa. Menganggap ibu saya berlebihan. Entah kenapa saya selalu berfikir bahwa ibu gak akan pernah pergi. Ibu akan selalu mendampingi saya. Saya bahkan berpikir, kalau saya sedang bertengkar dengan suami saya, saya bisa lari ke pelukan ibu. Mengadu di sana.

Seorang ibu selalu menyadari bahwa dia tidak akan selalu bisa mendampingi dan membimbing anak-anaknya. Ada batas. Saatnya akan tiba bahwa seorang ibu akan pergi. Memang, sesungguhnya tidak akan pernah ada yang tau apakah sang Ibu yang akan lebih dulu pergi atau malah si anak yang lebih dulu berlabuh ke pelukan Tuhan. Tidak akan pernah ada yang tau. Tapi ibu; dia akan selalu menyiapkan yang terbaik yang dia bisa untuk anaknya. Seperti di film yang baru saya tonton ini, seorang ibu akan mengajari kita manis, pahit, pedas, asin, asam kehidupan (filosofi KIMCHI). Ibu akan memilihkan "bahan-bahan" yang terbaik. Agar kita bisa survive. Agar kita bisa melalui hidup dengan baik saat kita dewasa. Saat beliau tak ada.

Saya mulai belajar untuk menurunkan, menghilangkan ego. Tidak ada yang salah dengan keinginan beliau. Memulai untuk menerapkan apa yang saya tulis di paragraf sebelumnya (memahami. red).  Setidaknya, saya ingin menggores sedikit senyum di wajah ibu saya. Saya tidak ingin menyesal. Itu saja.

No comments:

Post a Comment

selamat menyematkan opini... :)